Minggu, 10 Juli 2011

Tugas Liburan =.=

Tugas Liburan Kenaikan Kelas

Laporan Menyaksikan Pertunjukan Wayang Orang di TBRS Semarang Oleh Ngesti Pandowo
http://a8.sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-ash1/30283_120169124674307_107095799314973_204368_899554_n.jpg
Oleh :
·      Nama        : Oktavianur Fajrina .S
·      Kelas         : 9D
·      No. Absen : 23



Laporan Tugas Liburan SMP N 3 Semarang
Tahun Ajaran 2011/2012

Menonton Wayang Orang di Taman Budaya Raden Saleh
Oleh Ngesti Pandawa


Sabtu, 2 Juli 2011, pada pukul 20.00 WIB, pertunjukan wayang orang di Taman Budaya Raden Saleh Semarang dimulai. Pertama-tama, para penonton disuguhi music gamelan dan nyanyian ala sinden. Setelah itu, para penari cilik tampil menarikan sebuah tarian dengan lemah gemulai walaupun belum terlalu kompak. Selanjutnya ada tarian yang dimainkan oleh 2 orang dewasa. Mereka menarikan tarian jenaka. Dan setelah itu, pertunjukan wayang dimulai.
Kalau tak salah judulnya Antasena Karma. Kisah tentang pencurian ibu Antasena. Pertama, Dewa yang tak pernah memangkas rambutnya bercakap-cakap pada tentaranya. Lalu ibu Antasena diculik saat lampu padam. Setelah itu mereka bertempur dan Antasena beserta 2 tentaranya menang dan ibunya kembali.
Setelah itu, kami dihibur oleh Punakawan… Mereka menghibur para penonton semua dengan lawakan khas mereka. Seperti tebak-tebakan yang lucu, berpesan, dan plesetan yang aneh aneh sampai mengocok perut penonton. Ketika bermain tebak-tebakan, jika yang member tebakan itu menang, maka ia akan melakukan tarian aneh… Hahaha…
Lalu yang terakhir adalah pementasan wayang orang. Saya tak tahu judulnya, namun ceritanya adalah seseorang menculik Pergiwati. Laki-laki itu diberi pusaka oleh ibunya dan pergi menemui Antasena. Lalu, laki-laki itu membunuh Antasena dan menculik Pergiwati. Antasena bangkit lagi berkat seseorang (maaf, saya tak tahu namanya, tapi yang jelas dia adalah seseorang penghuni istana.) Lalu Antasena bangkit lagi. Di lain tempat, laki-laki itu memaksa Pergiwati tuk tunduk padanya, namun wanita itu tak mau. Lalu Antasena bersama ibunya datang dan mereka menangkap laki-laki itu dan ibunya. Akhirnya lelaki itu bersama ibunya dilepaskan.
Pertunjukan wayang kulit ini diselenggarakan sekaligus memperingati ulang tahun Ngesti Pandowo ke 74 (kalau tak salah). Puncak acara akan diselenggarakan pada 15 Juli 2011 dengan tiket masuk Rp. 25.000 bagi yang duduk di atas dan Rp. 50.000 bagi yang duduk di kursi. Pada tanggal tersebut, mereka akan memainkan cerita yang berjudul  Satria Kembar.


Jumat, 01 Juli 2011

Master Of Darkness

Yuhu~ Kali ini aku mosting prolog cerita yang ada komedinya. Jangan lupa juga kalo dah terbit beli ya ^o^

(promosi teruz xD)

namun cz namanya lom terpikirkan, yah, copast aja xD


Master Of Darkness
Story & Art by : Oktavianur Fajrina. S

“Kita harus segera menemukannya… Queen Of Darkness.!!” Kata seorang laki-laki berambut putih yang panjang.
“Tapi Ryo, apa bisa kita menemukannya secepat itu?” Tanya laki-laki berambut pink pada laki-laki itu.
“Kanmuri, kita harus secepatnya menemukan pengganti ibuku.” Katanya. “!!!” Laki-laki itu kaget. “Aura ini… Dasyat sekali… Kuyakin, dialah Queen Of Darkness pengganti ibuku!!”
Gadis yang dimaksud laki-laki itu berpaling. Dia merasa kalau ada seseorang yang membicarakannya.
“Ami!! Ayo cepetan! Ntar kau telat lho!!” Kata teman gadis itu.
“Iya! Kami nggak mau telat, lalu ikutan dimarahin ama guru galak itu karena kamu!!” Sambung gadis yang lain.
“Iya-iya. Aku akan segera kesana!” Kata gadis yang dipanggil Ami oleh temannya.
Mereka pergi menuju sekolah mereka.
“Wah, sepertinya dia menyadarinya… Hehehe” Kata laki-laki yang dipanggil Ryo itu yang berada di dunia lain.
“Aku yakin kau memilihnya karena parasnya!! Hihihi.” Kata Kanmuri. “Cantik banget lho dia… Wah, ternyata raja kita ini genit juga… Hehehe…” Sambungnya. Kanmuri menggoda raja muda itu.
“Huh! Awas ka…”
“Bener tuh Kanmuri! Ryo kan memang begitu… Haha… Pasti dia memilih gadis itu karena keelokan parasnya yang menawan…” Sahut laki-laki yang datang dari belakang mereka.
“Pasti begitu!” Kanmuri menepuk pundak Ryo.
“Kanmuri… Akira… Kalian mau kubunuh ya…” Kata Ryo yang naik darah.
“Waaa!!! Maaf deh raja galak…” Goda Akira.
“Huh…” Ryo mendesah. “Kanmuri, giliranmu. Cepat keluarkan Door Of Darkness sekarang! Lalu, bawa gadis itu kemari.”
“Baikah, yangmulia…” Kata Kanmuri sambil mengangkat tangannya dan berkata, “Door Of Darkness…”
Di dunia nyata, Ami yang baru pulang sekolah menemukan sesuatu. Sebuah kabut hitam kelam menyelimuti  dirinya.
“Apa ini??” Tanyanya. “We, wa!!!!!” Dia berteriak dan tiba-tiba…
“Selamat datang di dunia kegelapan…” Sambut Ryo.
“Eh, apa? Dunia kegelapan katanya?” Kata Ami.
“Tuan Putri yang agung,” Sapa Kanmuri.
“Si… Siapa kalian? Apa kalian malaikat yang datang tuk mencabut nyawaku?! Tolong jangan dulu! Coz aku belum merasakan punya pacar, menikah, punya anak, menjadi orangtua, punya cucu, dan yang terpenting aku belum mengoleksi semua video w-inds. Dan foto Ryohei Chiba!! Kumohon, jangan ambil nyawaku dulu!!!” Kata Ami memohon.
“We, cewek GR, kami mengundangmu kemari bukan tuk mencabut nyawamu!! Sahut Ryo ketus.
“Lalu, siapa kalian??”
“Tuan Putri, namaku Kanmuri Shigeru, yang berambut kuning itu Akira. Lalu, yang berkata ketus tadi…”
“Apa maksudmu Kanmuri!? Kau benar-benar ingin kubunnuh ya?!” Ryo marah..”Aku, King Of Darkness, Ryo Bakura. Tujuanku memanggilmu kemari adalah untuk menjadikanmu Queen Of Darkness.”
“Aku tak mau.”
“Kenapa?”
“Karena acara favoritku akan segera dimulai sebentar lagi…”
Ryo, Kanmuri dan Akira terkejut dan keheranan dengan jawaban Ami.
“Apa acara itu lebih penting dariku?!” Tanya Ryo.
“Acara itu lebih penting sejuta kali darimu!!!” Jawab Ami.
Ryo membatu dan menjadi patung seketika.
“Huf, baiklah, kalau Tuan Putri mau pulang, silakan.” Kanmuri menggenggam tangannya dan seketika Ami kembali ke dunianya.
“Tadi itu apa sih??” Tanya Ami pada diri sendiri.
Lalu, Ami pulang ke rumahnya. Setelah gadis berusia 16 tahun itu mandi, dia dipanggil ibunya. Dia turun lalu…
“Hah!?!?!?” Ami tersentak karena Ryo, Kanmuri dan Akira datang menemuinya. Mereka disuruh masuk oleh ibu Ami.
Setelah mereka dijamu, Ryo berkata, “Bolehkah aku mempersunting anak ibu yang ini?” Kata Ryo ini membuat keadaan hening.
“Hadeh… Dasar raja idiot…” Batin Kanmuri.
“Pasti langsung diusir deh…” Batin Akira.
“Aku…” kata Ami.
“Boleh!” Tiba-tiba ibu Ami berkata demikian sehingga membuat Ami, Kanmuri dan Akira keheranan.
“Kok diterima!?!?!?!?” Kata mereka bertiga kompak.
“Habis, aku pengin cepet-cepet punya cucu sih… Hehehe…” Kata ibu Ami.
“Oke, ayo Kanmuri! Kita pergi sekarang!!”
“Baiklah…” Kanmuri membawa mereka semua kecuali ibu Ami ke dunia kegelapan.
Di sana, Ami yang masih belum terbiasa dan masih shock dengan kejadian hari ini, pergi ke balkon istana. Dia melihat banyak rumah-rumah yang terlihat indah.
“Indah kan?” Kata Kanmuri yang tiba-tiba datang dari belakang.
“Eh, um… Kanmuri…” Balas Ami.
“Kau tahu, mungkin  keindahanan ini suatu hari akan kandas…” Kata Kanmuri. “Ryo ingin dan berusaha melindungi dan mempertahankan keindahan ini. Namun, karena dia tak mampu melakukannya sendiri, dia memilihmu menjadi ratu.”
“Eee, melindungi kehangatan yang suatu hari akan kandas? Apa maksudnya?” Tanya Ami.
“Demon King, alias Raja Iblis, dia telah membunuh kedua orang tua Ryo. Dia berambisi tuk menghancurkan dunia ini, lalu memperbaruinya menjadi dunia yang diinginkannya. Karena itu, sebagai King Of Darkness, Ryo ingin menghentikan ambisinya, dan membalaskan dendamnya.”
“Loh, lalu, kenapa dinamai King Of Darkness?”
“Kami ada di dunia ini tuk membasmi iblis yang ada di tubuh manusia. Karena itu, kami dijuluki Master Of Darkness, kelompok orang yang menguasai kegelapan di diri manusia, lalu menghancurkannya dan membersihkan diri manusia tersebut.”
“Bagaimana caranya?”
“Dengan Game Of Darkness, permainan tempur antara roh suci melawan iblis.”
“Oh…” Kata Ami. Dia memasuki ruangan makan, lalu duduk di kursinya.
“Setelah mendengar cerita Kanmuri tadi, aku, Ami Mizuno, akan bersedia dan bekerjasama dengan kalian tuk menghancurkan Raja Iblis. Lalu, mohon beritahu dan ajarkan aku tentang Game Of Darkness ya…” Kata Ami.
“Hm… Jadi kau mau jadi Queen Of Darkness kan? Ok. Selamat bergabung dengan kami…” Kata Ryo.

Simak kelanjutannya kalau karyaku dah diterbitin ama penerbit ya J
Hehehe….

Kebangkitan Pharaoh

Karya ini kubuat karena pengin bikin cerita berlatarbelakang Mesir. Kukasih prolognya ya ^^


Kebangkitan Pharaoh
Story & Art by : Oktavianur Fajrina. S
Mesir, Kerajaan Baru, Dinasti ke-18. Tangis sedih rakyatnya, mengiringi upacara pemakaman Pharaoh muda, istrinya, serta penasihatnya. Kematian ketiga orang ini, bukanlah mati secara tenang, namun ada pembunuhnya. Diduga pembunuhnya adalah penasihat jelita Pharaoh walau tak ada bukti…
Proses mumifikasi tlah selesai. Para embalmers meninggalkan mumi tiga orang berpengaruh dalam pemerintahan Mesir pada jaman itu. Namun, tiba-tiba, cahaya terang yang membutakan penglihatan muncul. Cahaya itu bersatu, menuju artefak terbesar dan terindah di makam itu, lalu bersinar sangat terang, dan menghilang. Para embalmers yang masih muda itu bergegas menuju pemimpin agama.Pemimpin agama yang tlah tua itu berkata, “Suatu hari, mereka bertiga akan bangkit kembali, dan pertempuran besar yang akan menentukan nasib bumi akan terjadi.”
Tahun 2000, Kota Luxor, Mesir, pada malam hari… Cahaya menyilaukan yang bersumber dari makam menarik perhatian warga setempat.
“Minggir!!! Kakakku mau lewat!!” Suara gadis remaja yang melengking itu segera dilakukan warga itu.
“Aisha, jangan galak begitu dong, nanti mereka akan takut deh sama kamu. Lagian, ntar kamu nggak dapet jodoh lho… Hahaha…” Sahut laki-laki yang menggoda gadis remaja itu.
“Habis kakak kaya’ banci sih! Enggak tegas begitu!!” Balas Aisha.                        
“Haha…” Jawab laki-laki itu.
Laki-laki yang bernama Malik itu melihat suatu keanehan pada sumber cahaya itu. Tiba-tiba dia berkata, “Kita ke makam sekarang!”
“Hah!? Kakak jangan bercanda! Tengah malam begini ke makam Pharaoh yang agung!”
“Wah, jadi cowok banci kaya’ aku lebih berani dari cewek menakutkan kaya’ kamu dong!”
“Uhhh…….” Aisha mengeluh dan terpaksa harus ikut ke makam.
Di makam, mereka kaget. Mumi Pharaoh, istrinya dan penasehatnya hilang.
“Hm…. Sebentar lagi akan terjadi…” Kata Malik.
“Ha?!”
Dua bersaudara itu pergi menuju rumah pemimpin agama sahabat ayah mereka.
“Hm, sudah dimulai ya…” Kata laki-laki bermata buta yang merupakan pemimpin agama di kota Luxor.
“Waduh, gawat…” Sahut wanita cantik berambut panjang yang merupakan istri dari pria buta itu.
“Ada apa sih??” Tanya Aisha.
“Pharaoh, istrinya, dan penasehatnya telah bangkit…” Jawab Malik.
“Sebentar lagi, pertempuran yang akan menentukan nasib dunia akan terjadi.” Saht laki-laki buta itu.
“Dan sekarang, ramalan itu tlah terwujud…” Kata Malk dan pria itu.
“Apa sudah terjadi?” Tiba-tiba suara gadis muda berambut panjang yang baru bangun dari tidurnya berkata demikian.
“Iya…” Jawab Malik.
“Huh, aku akan berangkat besok saja. Lagian, aku harus bersiap-siap dulu. Selamat malam.” Kata gadis itu.
“Selamat malam Mana.” Sapa Malik.
“Iya…” Balas Mana sambil menutup pintu kamarnya.
Keesokan harinya, Mana bersiap-siap tuk berangkat dan dia berkata, “Aku pergi dulu.”
“Tunggu Mana,” Kata ibunya.
“Ada apa lagi, ibu?”
“Apa kau yakin akan pergi, Mana…” Kata ibunya dengan wajah pucat.
“Ha? Emang kenapa?”
“Kau tahu kan, resikonya…”
“Tentu saja! Aku akan dihalangi oleh sesuatu yang tak jelas dan aku belum pernah beremu dengannya kan? Sudahlah! Aku akan pegi… Demi Yang Mulia Pharaoh, dan dunia ini, akan kulakukan apa yang bisa kulakukan dan akan aku korbankan semuanya… Aku sudah mempersiapkan diri…” Tiba-tiba Mana berhenti… Dia mengambil nafas, melihat tengkuk sendiri, dan berkata, “Karena mungkin aku akan mati…”
Kata terakhir dalam kalimat Mana itu membuat suasana di rumahnya hening. Namun, Mana memecah keheningan itu.
“Tapi aku juga nggak mau mati konyol di tangannya… Karena itu…Berdoalah untukku…” Mana tersenyum manis…
“Kamu itu cewek, tapi nggak cocok kalau berekspresi seperti itu.”  Kata ayah Mana itu membuat Mana naik darah.
“Ayah kan buta! Jadi tak berhak tuk mengomentari ekspresiku!!!” Balas Mana.
“Semoga kau baik-baik saja Mana, hati-hati ya…” Kata ibu Mana yang membuatnya turun darah.
“Terimakasih ibu…”
“Nih umtukmu.” Kata ayah Mana sambil menyodorkan surat.
“Trims.” Kata Mana.
Mana meninggalkan mereka. Di tengah perjalanan, Mana membuka surat dari ayahnya yang berisi:

" Untuk Mana, jaga diri ya. Di perjalanan nanti, kau harus sehat-sehat saja. Jangan lupa;
1 Berdoa sebelum melakukan sesuatu
2 Cuci tangan sebelum makan
3 Gosok gigi sebelum tidur
4 Cuci tangan dan kaki sebelum tidur
5 Makan 4 sehat 5 sempurna setiap hari
6 Bangun pagi-pagi
7 Beribadah setiap hari
8 Ke kamar mandi sebelum tidur agar nggak ngompol
Dari Ayahmu."


“Surat apaan sih ini!!!” Mana menggerutu. “Eh, apa ini?”

"Nih ada sedikit uang untukmu"

“Wah, makasih ayah…” Wajah senang Mana berubah karena melihat uang yang hanya 500 dinar untuk keperluan hidup yang mungkin lebih dari setahun… “Ayah!!!!” Mana berteriak dan semakin jengkel dengan ayahnya.
Sebulan kemudian, di Seoul, Korea Selatan…
“Harus mencarinya… Walau harus sampai ke ujung dunia… Aku harus mencari Isis secepatnya!!!” Kata  pria muda berambut cokelat panjang dan mengenakan jubah hitam.
Pada saat yang sama, di Manila, Piliphina, Ella, wanita pengurus panti asuhan bertemu dengan wanita berambut  panjang berwarna biru permata yang elok namun berpenampilan tak terurus di samping tempat sampah. Tanpa oikir panjang, Ella membawa wanita yang kebetulan pingsan itu ke panti.
“Uhhmm…….. Di mana ini?” Kata wanita kotor yang Ella temukan di samping tempat sampah.
“Ini dip anti asuhan.” Jawab Ella.
“Apa itu panti asuhan? Tanya wanita itu.
“Ah… Panti asuhan adalah tempat tuk mengurus anak-anak yatim piatu yang sebatang kara. Gampangnya seperti tu.” Jawab Ella keheranan karena gadis itu tak tahu apa itu panti asuhan.
“Oh…”
“Hei, dari mana sih asalmu?” Tanya Ella.
“Entahlah… Aku tak tahu… Aku tak ingat…”
“Apa yang terakhir kau lihat yang kau ingat?”
“Cahaya… Cahaya yang amat dasyat di daerah penuh pasir.”
“Oh, daerah Timor Tengah ya… Lalu, kau lupa ingatan ya…”
“Mungkin…”
“Kenalkan, namaku Ella. Karena aku susah tuk memanggilmu, kau kupanggil Diana saja ya.”
“Iya, aku suka nama Diana.”
Diana tinggal di Panti Asuhan bersama Ella, Ayani, dan anak-anak serta pengasuh panti lainnya.
2 bulan kemudian,
“Ayo dong Diana! Cepetan!!” Kata Ayani membentak Diana.
“Iya, maaf deh. Tapi, aku kan malu kalau disuruh mengenakan gaun kaya’ gini…” Jawab Diana.
“Sudahlah, kau dah cantik kok. Ayo! Ntar telat deh ikut pestanya!!”
“Iya…”
Mereka berdua menuju ke tempat pesta. Dan, dibalik semak-semak  seorang laki-laki berambut cokelat panjang yang mengenakan jubah hitam muncul.
“Isiiisssssss!!!!!!!!” Laki-laki itu berteriak dan tiba-tiba memeluk Diana.
“Eh,….” Diana terkejut… “Isis? Isis itu siapa? Namaku kan Diana, bukan Isis… Uhh…” Batin Diana. Muka Diana merah karena malu lalu, dia mendorong laki-laki itu.
“Isis.. Apa yang kau lakukan??” Laki-laki itu kaget karena dia didorong oleh Diana. “Ah!!!!” Laki-laki itu terkejut ketika melihat kalung Diana yang ukirannya hilang. Ketika dia melihat ukiran di kalungnya, dia terkejut karena ukiran namanya di kalung miliknya juga hilang…
Ribuan tahun yang lalu…
“Seth, selamat ya! Hari ini adalah hari yang hanya terjadi sekali seumur hidupmu… Hehehe…” Kata ibu Seth.
“Ah, ibu…” Balas Seth, laki-laki berambut panjang yang warnanya cokelat tadi.
“Nih, kuberi hadiah spesial.” Kata ibu Seth.
“Catourche? Mengapa kau beri aku sepasang catourche? Ini mah nggak spesial…” Balas Seth.
“Hush! Jangan ngomong sembarangan! Catourche ini hanya ada sepasang di dunia ini. Ibu meminta pada para ahli sihir yang ibu pilih untuk membuat catourche ini. Inilah catourche ingatan! Jika salah satu pemilik catourche ini kehilangan ingatannya, maka 2 nama pada catourche ini akan menghilang. Jika ingin mengembalikan nama pada catourche ini, pemilik catourche yang satu lagi harus mengembalikan ingatan pemilik catourche yang hilang. Paham kaga? Hehe… Berikan catourche yang satunya lagi kepada seorang yang akan mendampingi hidupmu tuk selamanya.”
“Baiklah. Aku akan memberikan salah satu catourche ini pada Isis. Aku pergi dulu…”
“Hati-hati, Seth…”
Kembali pada masa sekarang…
“Hei, apakah ingatanmu hilang…”
Diana mengangguk
“Oh, pantas…” Kata Seth
“Hei, dari tadi Isis, Isis, dan Isis melulu! Isis itu siapa sih!? Oh ya, namaku tu Diana! Bukan Isis! Cepatlah pergi! Kalau kau menggangguku lagi, aku tak akan segan-segan tuk memanggil polisi!” Diana mengancam Seth. “Ayo Ayani! Kita pergi!”
“I, iya…”
Diana dan Ayani meninggalkan Seth sendirian.
“Isis… Istriku…”Seth membatin itu dan pergi meninggalkan panti.
Esoknya, ketika Diana pergi tuk membeli bahan makanan, dia dikurubungi oleh sekumpulan anak cowok tak dikenal. Seth melihat itu dan ia mendatangi kerumunan itu.
“Lepaskan Isis!!” Kata Seth. “Cepat lepaskan dia! Atau, dengan senang hati, Dewa Anubis akan mengantarkanmu ke tempat Dewi Maat melalui perantaraku, pada menit ini juga… Hehehe…” Sambung Seth dengan nada mengancam yang luwes…
“Dewa apaan? Kami nggak takut!!!” Mereka semua mengeroyok Seth.
“Hoo… Rupanya kalian semua sudah bosan hidup ya…” Kata Seth pelan.
Duash!! Tiba-tiba seluruh orang yang mengeroyok Seth tewas seketika karena pusaran misterius yang mengelilingi Seth.
“Tangan kotormu, tak akan mampu tuk menyentuh Pharaoh yang agung ini… Hehehe…” Seth berkata demikian dan melanjutkan, “Is, eh Diana ya.. Kau tak apa-apa kan?”
“Ke…”
“Apa sekejam itu ya??” Tanya Seth.
“Keren!! Bagaimana caramu membunuh mereka semua tanpa menyentuhnya?” Dasar Isis yang nggak berubah sifatnya walau ingatannya hilang.
Seth terdiam sejenak, lalu berkata, “Dengan kemampuan roh dan spiritualku, serta bantuan Dewa-Dewi kami.” Seth pun sok keren.
“Nggak mungkin!!!” Isis ngeyel.
“Terserah lah…” Kata Seth.
“Mau ke panti, Seth?”
“Iya…”
Seth menumpang dan membantu-bantu di panti asuhan.
Beberapa hari kemudan, Seorang wanita berambut merah panjang mendatangi mereka. Ketika melihat wanita itu, Seth terlihat aneh. Dia sangat menakutkan.
“Hai Pharaoh, bagaimana kabarmu? Hehe…” Sapa wanita itu.
“Mau apa kau kemari!? Apa lagi yang mau kau lakukan, penghianat!!” Seth berkata demikian pada wanita itu. “Pergilah kau, Maat!!!!” Seth mengusir wanita yang bernama Maat itu.
“Aku kan hanya member salam. Sepertinya, istrimu kehilangan ingatannya kan, Seth?” Kata Maat.
“Pergi kau!!”
“Baiklah, aku akan pergi. Toh, aku kemari hanya tuk melihat kabar dua orang yang dulunya paling kusayangi di dunia ini, namun berubah menjadi dua orang yang paling kubenci di dunia ini! Sampai jumpa lagi, Pharaoh yang agung.” Kata Maat.
Ternyata, Seth adalah Pharaoh dari dinasti ke-18 yang bangkit bersama Isis, yang kehilangan ingatannya dan merupakan istrinya, dan Maat, penasehat jelita istana yang berubah menjadi musuh besarnya.

Simak kelanjutannya kalau karyaku ini sudah diterbitin penulis ya J

Show Me Love

Hehe, promosi novel atau komik lah tergantung situasi dan keinginan. Aku akan kasih kalian prolognya, namun jangan dijiplak dan kalo karyaku bisa diterbitkan, beli ya ^o^


Show Me Love
Story& Art by : Oktavianur Fajrina. S

Tahun 1800, di daratan tinggi Scotlandia, ada seorang keturunan bangsawan, yang bernama Asto. Asto yang merupakan penganut ilmu sihir hitam ini adalah adalah aib bagi keluarganya. Karena sudah tak sanggup menanggung malu, pada sebuah malam yang dingin, ayah Asto membakarnya. Sebelum tewas, Asto memberi kutukan pada keluarganya bahwa dia akan bangkit lagi tak lama kemudian.
Tahun 1995, di kota Higashison, distrik Kunigami, perfektur Okinawa , keturunan bangsawan Scotlandia itu mendapat kejutan. Bayi berambut dan bermata merah darah mirip Asto telah bergabung dalam keluarga mereka. Mereka yakin bahwa bayi mungil yang tak berdosa dan tak tahu apa-apa itu adalah reinkarnasi Asto. Bayi itu diberinama Sora. Keluarga itu memutuskan tuk memberi pelajaran kekerasan pada Sora agar Sora takut pada keluarganya dan tak berani berbuat macam-macam.
14 tahun kemudian, Sora yang telah menginjak remaja bertanya pada ayahnya, “Kenapa aku selalu kau siksa seperti ini, ayah?” Pipi Asto menjadi merah karena mendapat tamparan keras dari Ayahnya.
“Diam kau!! Dasar reinkarnasi Asto!!” Ayah kandung Sora berkata demikian.
“Ini tak adil! Padhal aku tak tahu siapa Asto, tapi kenapa aku selalu disiksa seperti ini…” Batin Sora.
Setahun kemudian, pada malam ketika seluruh anggota keluarga keturunan bangsawan itu berkumpul, bencana besar itu terjadi. Sora membunuh seluruh anggota keluarg anya. Ibunya, wanita terakhir yang tersisa, berkata, “Kau benar-benar iblis, Sora!! Berani-beraninya kau lakukan ini semua pada kami!! Arghhhhhhhhhhhhhhhh…………..” Kata terakhir itu telah diucapkan oleh ibu Sora.
“Salahmu sendiri… Siapa yang menyuruhmu melahirkan dan menciptakan iblis sepertiku… Khu khu khu… Ahahahahaaaaaa!!!!” Sora meninggalkan rumah itu dan ia dijadikan buronan.
Ditengah perjalanannya, Sora mendengar kata-kata yang tak ia ketahui artinya, ‘cinta.’ Lalu, ia bertemu dengan laki-laki berambut kuning panjang, Akira namanya. Akira yang mengetahui bahwa dia adalah Sora, terkejut dan menutup mulutnya karena Sora mengancamnya jika Akira berkata pada orang lain tentang dirinya, Sora akan membunuhnya.
Pertemuan kedua dimulai. Pada malam yang dingin, Sora yang tak memiliki tempat tinggal ditawari tempat tinggal oleh Akira. Sora setuju karena ia tak ingin tidur di jalan dan menjadi gelandangan.
“Hei, apa kau tak takut padaku?” Tanya Sora.
“Takut? Mengapa? Kau dan aku sama. Kita sama-sama manusia, makan nasi dan minum air. Lain cerita jika kau makan kembang dan minum darah.Hahaha…” Jawab Akira.
“Hmm….” Sora tersenyum kecil. “Di sini sepi sekali… Mana keluargamu?”
“Kedua orangtuaku tlah tiada. Ibu meninggal ketika melahirkan kami dan ayah tewas ketika kami baru berusia 7 tahun. Lalu, adikku sedang pergi.” Jawab Akira.
“Hhh… Aku ini bodoh…” Tiba-tiba Sora berkata demikian.
“Kenapa?”
“Karena aku membunuh semua anggota keluargaku.”
“Um… Mengapa kau lakukan itu?”
“Karena mereka semua menyiksaku selama ini! Sejak kecil, aku tinggal di dalam kamar. Aku tak diperbolehkan keluar. ,Mereka menyiksaku setiap hari! Mereka selalu bilang bahwa aku adalah , reinkarnasi Asto! Padhal aku tak tahu siapa dia! Tak adil kan??”
“Kau benar. Yah, aku sedikit tahu tentang Asto. Dia adalah penyihir yang merupakan anggota keluargamu 200 tahun yang lalu. Sepertinya mereka lakukan itu karena takut Asto akan kembali lagi. Tapi mereka salah. Jika mereka tak ingin Asto menghantui mereka, seharusnya, mereka memperlakukanmu dengan penuh kasih sayang. Sehingga kau akan menyayangi keluargamu dan tak akan mengancam mereka. Menurutku begitu, bagaimana denganmu?”
“Um… Kau benar… Terimakasih Akira…” Kata Sora. Dia menampakkan senyum manis untuk pertama kalinya.
“Iya… Sama-sama…”
“Eee, Akira, bolehkah aku bertanya?”
“Tentu…”
“Apa itu cinta?”
“Eeeh?” Akira terdiam sejenak. Dia terkejut karena Sora bertanya seperti itu.
“Ayo dijawab!” Sora membentaknya.
“Baiklah… Cinta… Sesuatu yang lebih tinggi dari langit, namun lebih rendah dari lautan… Sesuatu yang lebih mahal dari cermin harta, dan lebih kuat dari pedang Dewa.” Kata Akira dengan nada melanturkan syair atau puisi.
“Umm…. Bisa kau lebih perjelas? Aku tak paham dengan puisimu…” Kata Sora.
“Cinta adalah perasaan sayang yang lebih pada sesuatu. Gampangnya seperti itu.”
“Oh, begitu… Baiklah, aku paham.”
“Hmmm….”
Akhirnya, Sora tinggal di rumah Akira bersama Kirara, adik kembarnya. Mereka hidup bahagia, sampai akhirnya, malapetaka terjadi…

Simak kelanjutannya kalau karyaku ini sudah diterbitin penerbit ya J

Cursed Doll

Ini cerpen yang kubuat tuk page, namun gak terlalu bagus kaya'nya... Ah, tau ah...

Silakan menikmati (emang makanan =w=")

Cursed Doll


Malam itu, malam sebelum kami sekeluarga pindah ke desa Shadow, aku merasakan sesuatu yang ganjil… Kulihat ke dalam tumpukan kardus yang di dalamnya terdapat boneka koleksiku… Dan kutemukan kumpulan jerami kering di dalamnya, dan tali merah yang mengikat jerami itu… Karena kufikir itu kerjaan orang iseng, maka kubuang saja jerami itu karena mengganggu… Kukunci kamarku, dan kuistirahatkan tubuhku ke atas ranjang di rumah ini untuk terakhir kalinya… Mungkin…
Pagi harinya, kulihat orang tuaku di teras tuk memasukkan semua barang yang perlu dibawa dan memasukkannya ke kendaraan yang akan mengangkut barang kami… Aku turun dengan membawa ransel kecil dan masuk ke mobil keluarga yang akan membawa kami pergi ke desa itu.
Sampai di desa yang memiliki nama aneh itu, aku melihat banyak pemandangan yang menurutku indah… Gunung, hutan, danau, sawah, dan peternakan… Ketika melihat tumpukan jerami yang diikat tali merah di peternakan besar dekat hutan cemara, ketakutan yang luar biasa itu datang dan mampir ke tubuhku… Aku yang duduk di belakang sendirian merasa ketakutan dan meminta agar ibuku duduk di sampingku. Wanita yang berusia 37 tahun itu menuruti kemauanku dan duduk di sampingku.
"Wah, besar sekali rumah ini!!" Kataku kegirangan.
"Mulai besok, kau akan masuk sekolah di desa ini. Nih seragamnya!" Kata ayahku sambil melempar seragam itu padaku.
"Ih, wow! Bagus sekali seragam ini!!" Kataku sambil melihat seragam yang atasannya berupa kemeja putih berlengan panjang dengan blazer biru langit dan rok pendek berwarna biru laut. Tak lupa pita biru muda yang bertengger di kerah putihnya.
"Sudah sore, kita harus bergegas membereskan rumah ini, lalu makan malam dan istirahat." Kata ibuku.
"Ok."
Kami bertiga masuk ke rumah itu, berkemas dan menuju ruang makan, lalu ke kamar masing-masing.
Malam itu, malam yang sunyi di sebuah desa kecil yang terpencil. Karena hawa sejuknya, aku langsung tertidur pulas…
"Woy! Bangun bocah pemalas!!"
Kata-kata dari orang yang sudah familiar itu membangunkanku dari tidur pulasku. Siapa lagi kalau bukan suara ibuku.
"Iya-iya… Aku akan segera bangun…" Kataku.
Ketika kuinjakkan kakiku ke atas karpet tuk mengenakan sandalku, aku terkejut karena aku melihat beberapa helai jerami di atasnya. Mungkin itu adalah jerami dari peternakan yang berada di desa ini… Namun aneh juga, peternakan itu kan jaraknya hampir 100 meter dari rumah ini, lagipula, tadi malam, aku menutup jendela kamarku… Ah, sudahlah! Kufikir karena celah kamarku, jerami ini bisa masuk ke kamarku.
Setelah sarapan pagi, aku merasa senang karena mengenakan seragam yang terlihat elok ini. Aku pergi menuju sekolah diantar ayah yang akan bekerja di suatu tempat di dekat sini.
Di sekolah menengah pertama itu, aku masuk ke kelas 12—2 yang berada di ruang kelas paling pojok. Di jendelanya terlihat dengan jelas peternakan yang kulihat kemarin. Aku merasa ada yang ganjil dan berusaha menolak ketetapan itu… Tapi, apa boleh buat… Dengan langkah terpaksa, aku menuju ruang kelas 12-2.
"Selamat pagi teman-teman… Namaku Alice, salam kenal…" Kataku memperkenalkan diri di depan kelas.
"Baiklah Alice, kau duduk di sebelah May, di dekat jendela itu… Karena itu satu-satunya kursi kosong di kelas ini…"
Apa! Jangan Bercanda! Kenapa aku harus duduk di dekat jendela yang terlihat jelas peternakan itu di luar sana!
"P… Pak, bolehkah saya berganti tempat duduk karena saya tidak suka duduk di dekat jendela?" Pintaku pada guru matematika sekaligus wali kelas kami.
"Emang kenapa?"
"Kan tadi saya sudah berkata bahwa saya tidak suka duduk di dekat jendela, lagipula perasaan saya tidak enak, pak…"
"Hm… Apakah ada yang mau bertukar dengan Alice?"
Suasana kelas hening… Tak ada yang mau menggantikanku… Dengan terpaksa aku melangkah ke bangku itu .
Saat kulihat gadis yang duduk di sebelahku, May namanya, aku merasa takut dan dia samar-samar tersenyum…
Bel istirahat berbunyi. Aku dikerubungi siswa-siswa di kelas itu… Mungkin karena keelokan fisikku… Sepertinya mereka tertarik dengan penampilanku… Rambut setengah berombak sampai ke pinggang, mata cokelat karena blasteran, bibir imut yang kemerahan, tubuh setinggi 165 cm, itulah cirri khasku… Siswa-siswa itu bertanya-tanya padaku… Entah tempat tinggalku, tanggal lahirku, asal-usulku, dan masih banyak lainnya. 
Aku tertarik pada laki-laki salah satu siswa di sekolah ini. Dia berambut cokelat tua yang mengkilap, bermata cokelat, dan tingginya sekitar 175. Kudekati laki-laki itu.
"Hey, siapa namamu?" Sapaku padanya
"Marcel… Namaku Marcel. Aku juga blasteran… Sama seperti kamu…" Jawabnya. 
"Owh… Jadi, aku ada temannya dong…"
"Haha... Iya..."
"Eee, gadis di sebelahku itu tinggal di mana?”
“Di peternakan yang terlihat dari jendela itu. Satu-satunya peternakan di desa ini. Kami tak terlalu mengenalnya karena dia tertutup...”
"Hah!?"
"Kenapa?"
"Ti… Tidak… Tidak ada apa-apa…"
"Oh, baiklah…"
"Ehm…"
Kami menuju kantin.
"Eee, Marcel…"
"Ada apa?"
"Kenapa nama desa ini itu aneh?"
"Em… Dulu, sekitar 2 abad yang lalu, di desa ini ada seorang penyihir… Dia mengutuk dan membunuh dengan boneka yang terbuat dari jerami…"
"Apa!? Jerami!?"
"Iya… Emang kenapa?"
"Ti… Tidak… Lanjutkan…"
"Ok… Penyihir wanita yang menggunakan boneka kutukan itu akhirnya dibunuh oleh warga sekitar karena meresahkan dengan cara membakarnya… Namun, boneka yang ia gunakan untuk mengutuk seseorang itu tak hangus terbakar… Karena itu, boneka kutukan yang bernama Cursed Doll itu diambil namanya, yaitu sedo dan diplesetkan ke kata shadow karena pembacaanyya hampir mirip…"
"Begitukah? Wah…." Wajahku memucat…
"Kenapa Alice? Wajahmu pucat…"
"Ti… Tidak… Tidak ada apa-apa…" Aku melanjutkan makanku…
"Alice…"
"Apa?"
"Kalau ada masalah, jangan dipendam sendiri… Berceritalah pada orang lain yang kau percaya… Kalau kau mau, aku akan mendengarkan curahan hatimu…"
"Terima kasih, Marcel…"
"Iya…"
Pulang sekolah, setelah makan siang, aku melihat Marcel di terasku. Dia menuju gerbang dan menekan bel. Aku menuju pintu, membukanya dan menyapa cowo yang pertamakali kukenal di sekolah itu.
"Oh, hai Marcel!!"
"Hai!"
"Ada apa? Eh, ayo masuk!!"
"Iya…"
Setelah aku mempersilahkan Marcel masuk, mempersilahkan duduk, lalu menuju ke dapur tuk mengambil minuman dan cemilan, dan memberikannya pada teman pertamaku.
"Nih…" Kataku sambil menyodorkan makanan.
"Thanks…" Katanya…
"Em… Kenapa kau kemari? Ada urusan apa?"
"Tidak ada apa-apa… Aku cuma ingin ketemu aja…"
"Oh… Begitu…"
"Em… Bagaimana menurutmu tentang desa ini?"
"Eh…" Aku terkejut karena dia tiba-tiba bertanya itu. Menurutku, desa ini menakutkan! Perasaanku nggak enak! Tapi, aku nggak bisa berkata pendapatku ini dengan sejujurnya kepada temanku… Nanti ia akan berfikir yang jelek tentang diriku… "Desa ini indah… Pemandangannya sangat bagus… Udaranya sejuk…" Kataku sambil tersenyum.
"Begitukah? Kalau menurutku desa ini menyeramkan… Orangnya dingin… Udaranya menusuk… Perasaanku sangat tak enak jika malam datang…"
Eh? Kok dia bisa berpendapat demikian?!
"Ke… Kenapa kau bisa berpendapat seperti itu?" Tanyaku terbata-bata.
"Terang saja! Setiap malam aku selalu merasa seperti dihantui oleh sesuatu! Hampir setiap malam aku menyetel lagu keras-keras lewat headphone, lalu kututupi telingaku… Hampir setiap malam pula aku bermimpi buruk… Dulu, pas pertama kali aku pindah ke desa ini, aku merasakan sesuatu yang ganjil… Sampai saat ini juga aku sering menemukan jerami berpita merah di rumahku… Namun, entah mengapa hanya aku yang dapat melihatnya, sementara kedua orang tuaku tidak…"
"Em…"
"Ada apa?"
"Maaf, Marcel… Aku membohongimu…"
"Hm?"
"Sebenarnya… Aku juga berpendapat seperti kamu… Sebelum aku pindah, aku menemukan jerami diikat 
pita merah di dalam kotak yang di dalamnya terdapat koleksi bonekaku... Tadi pagi juga aku menemukan jerami di karpet kamarku... Aku takut..."
"Begitukah? Ke... Kenapa kau membohongiku..." Tanyanya.
"Maaf... Aku takut kalau kau menilaiku yang tidak-tidak karena pendapatku buruk tentang desa ini... Maafkan aku... Marcel..."
"Hhmmm... Baiklah... Tapi, mulai sekarang jangan sering bohong lagi ya... Kecuali kalau memang harus."
"I... Iya..."
Kami terdiam sejenak... Dan tiba-tiba Marcel memecah kesunyian...
"Hei..."
"Apa?"
"Apakah... Apakah kau mau jadi kekasihku... Alice?" Kata Marcel dengan muka merah malu
Apa katanya? Aku... Tentu aku mau... Aku juga lumayan suka dengannya... Marcel kan keren... Hanya orang bodoh saja yang nggak mau dengan Marcel... Pipiku memerah dan berkata, "Te... Tentu aku mau... Kau orang pertama yang kukenal... Mana kau itu lumayan keren pula..."
"Haha..."
Tiba-tiba, kedua orang tuaku datang.
"Si... Siapa dia, Alice?" Tanya ayahku.
"Dia teman pertamaku di sekolahku... Marcel namanya. Dia baik banget lho, yah..."
"Selamat sore..." Kata Marcel dengan senyuman.
"Sore juga Marcel..." Sapa ibuku.
"Saya, saya harus pulang sekarang karena sudah sore... Permisi..." Kata Marcel.
"Hm..." Kata ibuku dengan senyuman.
Pada malam itu... Aku merasa ketakutan... Udara dingin menusuk kulitku... Aku takut... Dan tiba-tiba jendela terbuka... Beberapa helai jerami dan sehelai pita merah datang melalui jendela itu... Aku takut... Dan... Sosok May samar-samar terlihat dari kejauhan... Dia mengenakan jubah hitam... Membawa boneka jerami, paku, dan palu... Samar-samar aku mendengar rapalan mantra... Tiba-tiba dia memaku boneka itu... Dan...
"Uh!!" Jantungku sakit! "Argh!!!" Aku berteriak kesakitan... "To... Tolong..."
Tiba-tiba ayah dan ibuku datang... Mereka menemukanku kesakitan...
"A... Ada apa ini?"
"Ku... Aku... Aku dikutuk... Ayah..."
"A... Apa!? Jangan bercanda di saat seperti ini!!"
"Aku... Aku tak... Tak berbohong..." Tiba-tiba aku pingsan...
Beberapa jam kemudian... Aku terbangun... Aku menemukan diriku di atas ranjang, dan orang tuaku di sampingku.
"Syukurlah, kau sudah sadar..."
"Ayah... Ibu... Bisakah kita pindah?"
"A... Apa maksudmu!?" Kata ayahku.
"Aku takut, ayah... Tadi malam aku melihat sosok wanita yang tinggal di peternakan mengenakan jubah, membawa boneka jerami, paku, dan palu... Aku takut... Tiba-tiba, dia menusuk boneka itu dengan paku dan palu miliknya... Dan... Jantungku sakit..."
"Begitukah?"
"Iya!"
Karena keadaanku sudah membaik, aku berangkat ke sekolah... Di sana, aku berpapasan dengan May. Dia menabrak bahuku... Rasanya sakit sekali...
Aku menuju ke kelasku... Di sana, aku melihat Marcel dengan wajah pucat...
"Kau... Kau kenapa Marcel?"
"Ta... Tadi malam aku... Aku melihat May mengenakan jubah... Dia membawa boneka jerami, paku dan palu... Dia memaku boneka itu dan... Tiba-tiba jantungku sakit..."
"Eh... Tadi malam aku juga merasa demikian..."
"Apa!? Uh... Sebenarnya apa sih yang dia inginkan..."
"Entahlah..."
"Huh..."
Pulang sekolah, aku berjanji akan bertemu dengan Marcel... Dia akan menjemputku di rumahku... Setelah persiapan selesai, dia datang, dan kami pergi bersama. Dia bilang akan menunjukkanku sesuatu yang bagus...
"Hai! Sudah siap?"
"Iya!"
Kami menuju ke gunung... Kata Marcel, di sana ada pemandangan yang elok...
"Wah... Indah sekali..."
"Iya kan?"
"Tapi, keindahan itu akan lenyap sebentar lagi..." Tiba-tiba suara yang menusuk itu mengagetkan kami.
"Ma... May?!" Kataku tersentak.
"Ma... Mau apa kau kemari!? Apa sih maumu!? Kenapa kau mengutuk kami semua dengan boneka!?" Marcel berkata itu dengan marah... Baru pertama kali aku melihatnya marah seperti demikian...
"Balas dendam..."
Kata itu membuat kami terdiam...
"Dulu... Ketika aku masih kecil... Yah, sekitar umur 7 tahun... Aku melihat pemandangan neraka... Kau tahu? Kedua orang tuaku dibunuh di depan mataku! Waktu itu, aku yang masih kecil melihat pemandangan neraka itu... Yang kutahu, kedua orang tuaku dibunuh oleh orang blasteran seperti kalian... Karena itu, aku berjanji akan membunuh mereka! Ketika itu, aku membuat perjanjian dengan setan... Setan itu memberiku boneka ini. Setelah aku membunuh mereka, setan itu memintaku tuk memberiku tumbal pada setiap sebulan sekali, seorang laki-laki dan perempuan...  Setan itu mengancam kalau aku tak mau memberinya tumbal, aku akan dibunuh..."
"Ka... Kau bodoh!" Tanpa sadar, kalimat itu keluar dari mulutku.
"Apa!?" Balas May.
"Iya! Kau bodoh! Kaufikir, orang tuamu akan bahagia jika kau membunuh pembunuh mereka?!" Marcel pun berkata demikian... "Kalau kau berbuat seperti itu, kau sama saja seperti pembunuh itu!"
"Jangan sok menceramahiku!" May marah. Dia mengeluarkan boneka kutukan itu, lalu sebelum dia sempat meamaku boneka itu, Marcel mendorongnya ke jurang... Aku terkejut dan tak bergerak sedikitpun...
"A..." May berkata itu...
"Ma... Marcel!! Apa yang kau lakukan! Kenapa kau berbuat demikian!"
"Jika kita tak membunuhnya, kita yang akan dibunuh... Apa kau mau dibunuh?"
"Te... Tentu saja aku nggak mau! Aku masih ingin merasakan bagaimana menikah, punya anak, menantu... Dan..." Tiba-tiba mukaku merah...
"Aku akan mengabulkan impianmu itu..."
"A... Apa!?"
"Sebelumnya, kita harus membuang... Eh... Melenyapkan boneka ini dulu..."
Marcel membakar boneka itu... Beserta paku dan palunya... Sosok iblis samar-samar terlihat dari  asap yang muncul karena api. Setan itu lenyap... Dan... Akhirnya... Aku dan Marcel...

-TAMAT-

Kamis, 30 Juni 2011

Hehe... Eksis sebentar xD

Hola!!

karena kesenengen dibeliin kompi, foto-foto aja diri sendiri xD

nih hasilnya ^o^















 Yang ini hanya sebagian kecil. Yang laen masih di kompi ^^


Yok mirip-miripan antara aku ama adek bayiku xD
Ketika aku masih bayi, aku mirip banget lho ama dia ^^
bedanya mah cuma gender doang kaya'nya...
hehe